Kisah pertama: Ingin memalsukan al-Quran, tetapi malah masuk Islam
Allah Subhanahu wa ta'ala berjanji didalam al-Quran, bahwa Dia akan
menjaga al-Quran. firman-Nya:
إنّانحن نزّلنا الذّكر وإنّا له لحفظون
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami
benar - benar memeliharanya." [al-Quran surat Al-Hijr ayat 9]
Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan kisah menarik yang
berhubungan dengan pemeliharaan al-Quran didalam kitab Tafsir nya
(10/5,6)
Berikut kisah nya :
Khalifah Al-Ma'mun (adalah) seorang kepala negara yang memiliki
sebuah majelis diskusi. Kemudian sejumlah orang yang berpakaian bagus,
berwajah tampan, dan bertubuh wangi masuk kedalam majelis tersebut, ia
ikut berbicara. Pembicaraan nya sangat bagus dan gaya bicaranya indah.
Ketika majelis tersebut selesai, Khalifah Al-Ma'mun memanggilnya dan
bertanya kepadanya : "Apakah kamu orang Israil?"
Ia menjawab : "Ya"
Al-Ma'mun kemudian berkata kepadanya : "Masuklah kedalam agama Islam,
agar aku bisa berbuat sesuatu kepadamu.!"
Ia lalu memanjanjikan sesuatu
kepadanya. Tetapi orang itu menjawab : "Agamaku adalah agama nenek
moyangku." Ia kemudian pergi
Setelah setahun kemudian, ia datang lagi dalam keadaan telah memeluk
agama Islam. Ia mahir dan sangat pintar dalam masalah fikih, terlihat
dari tema pembicaraan nya.
Ketika majelis telah selesai, Ma'mun memanggilnya dan berkata :
"Bukankah kamu dulu pernah datang?"
Ia menjawab : "Ya, benar"
Khalifah
Al-Ma'mun bertanya lagi : "Apa yang menyebabkan mu memeluk agama Islam?"
Ia pun bercerita :
Katanya : "Ketika aku pergi dari hadapan yang mulia, aku bermaksud
menguji kebenaran agama - agama ini. Padahal baginda saat itu
memandangku orang baik. Aku kemudian mencari Taurat dan menulis tiga
naskah salinan nya. Aku menambahkan dan mengurangi isinya. Aku kemudian
menawarkan nya ke biara (rumah ibadah yahudi) dan mereka membeli ketiga
naskah tersebut dariku.
Setelah itu aku mengambil Injil dan menulis tiga naskah salinan nya.
Aku menambah dan mengurangi isinya. Lalu aku masuk kedalam gereja (rumah
ibadah nasrani) dan mereka pun membeli ketiga naskah itu dariku.
Aku kemudian mengambil al-Quran dan membuat tiga naskah salinan nya.
Aku menambah dan mengurangi isinya. Kemudian aku masukkan ke tempat
penjual kertas, mereka (penjual kertas yang muslim itu) membolak balik
lembaran nya. Ketika mereka mendapatkan ada tambahan dan kekurangan
padanya, mereka membuangnya dan tidak mau membelinya. Dari situ aku tahu
bahwa al-Qur'an ini terjaga. Dan itulah yang menyebabkan aku masuk
Islam."
[At-Tafsir An-Nabawi li Al-Quran, Salman Fahd Audah. Terjemahan nya Bagaimana Nabi dan Sahabat Menafsirkan al-Quran hal 19-20. cet Pustaka Azzam]
Demikianlah, salah satu kisah bagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala
menjaga al-Quran melalui para penghafal al-Quran.
Kisah Kedua: Wafat Karena al-Quran
Muhammad bin Basyar Al-Makki rahimahullah bercerita :
"Pada
suatu hari kami pernah bersama Ali bin Al-Fudhail, kami melewati sebuah
halaqah al-Quran yang gurunya sedang membaca firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala :
ليجزى الّذين أسئوا بما عملوا ويجزى الّذين أحسنوا بالحسنى
"(Dengan demikian) Dia
akan memberi balasan kepada orang - orang yang berbuat jahat sesuai
dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan
kepada orang - orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik
(surga)." [al-Quran surat An-Najm ayat 31]
Maka Ali bin
Al-Fudhail pada saat itu tersentak lalu pingsan. Kemudian datanglah
Al-Fudhail -ayahnya- dan berkata : "Sungguh dia adalah orang yang
meninggal karena al-Quran." Kemudian dia (al-Fudhail) membawanya.
Beberapa
orang yang membawanya bercerita kepada ku (Muhammad bin Basyar)
bahwasanya Al-Fudhail berkata tentang anaknya yakni Ali, bahwa pada hari
itu tidak dapat melaksanakan shalat zhuhur, ashar, maghrib, dan shalat
isya', karena ia belum sadar dari pingsan nya, dan ketika malam hari
barulah beliau sadar lalu beliau mengerjakan shalat - shalat yang
tertinggal oleh nya.
Al-Khatib berkata : "Beliau (Ali) meninggal
sebelum ayahnya (Al-Fudhail) yaitu beberapa saat setelah mendengar ayat
yang dibaca, maka dia pun pingsan lalu meninggal seketika itu juga.
Ibrahim Basysyar berkata : "Ayat yang menyebabkan Ali bin Al-Fudhail
meninggal dunia adalah ayat dalam surat al-An'aam :
ولو ترى إذ وقفوا على النّار . فقالو يليتنا نردّ
"Dan seandainya engkau
(Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata :
"Seandainya kami dikembalikan (ke dunia...)" [al-Quran surat al-An'aam
ayat 27]
Aku termasuk orang yang menshalatkan nya. Semoga Allah merahmatinya."
[100
Qishshah min Qashash Ash-Shalihin. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal
al-Quran, hal 154 - 155. karya Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
ٍSubhanallah... Alangkah Dahsyat al-Quran.
Bagaimana dengan kita..! Sudah kita memahami al-Quran dengan baik..?
Semoga Allah memudahkan kita didalam memahami ayat-ayatNya dan mengambil pelajaran dari kitab-Nya.
Kisah Ketiga: Ibu Berusia 65 tahun, Buta huruf Mampu Menghapal al-Quran selama 16 tahun.
Seorang ibu bernama Ummu Muhammad (Wadhha Ath-Tahyyar) berusia 65 tahun.
Ia
bercerita : "Proses penyimakan yang terus menerus dan alat perekam
merupakan dua karunia Allah yang mempunyai andil besar dalam mewujudkan
keinginan ku untuk menghafal al-Quran al-Karim.
Perjalanan hidup
ku bersama hafalan al-Quran telah berjalan 16 tahun lamanya, tetapi
sungguh aku sangat merasa kebahagiaan yang hakiki khususnya ketika aku
baru mulai menghafal al-Quran.
Diantara unsur penting yang dapat membantu dalam menghafal adalah adanya niat yang jujur, ikhlas karena Allah semata, dan bersabar terhadap segala kesulitan.
Sesungguhnya aku adalah seorang buta huruf yang tidak bisa membaca dan
menulis sehingga aku banyak mendapatkan kesulitan yang luar biasa
diawalnya. Namun segala puji hanya milik Allah, aku menggunakan alat
perekam dan meminta pertolongan seorang guru wanita untuk datang
kerumahku membaca al-Quran kepada ku dan menyimak hafalanku setiap
harinya. Tidak lupa pula bahwa motivasi anak-anak ku yang tiada hentinya
merupakan dorongan bagi ku untuk meneruskan kegiatanku dalam menghafal.
Karena
buta huruf, maka ketergantungan ku pada indra pendengaran merupakan hal
yang paling utama bagi ku. Ini merupakan salah satu karunia Allah
sebagai ganti dari sifat buta hurufku sehingga bisa mewujudkan impianku
mengkhatamkan al-Quran selama 16 tahun di lingkungan ahli al-Quran. Aku
memohon kepada Allah agar menjadikan ku termasuk hamba - hamba-Nya ahli
Quran, karena al-Quran adalah cahaya bagi manusia sewaktu didalam
kuburnya.
Akhir kata aku mengajak saudari - saudari ku untuk
menghafal al-Quran karena sesungguhnya hal tersebut mudah dan ringan
sekali bagi siapa saja yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala."
[Majalah Al-Usrah hal 15. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 132-133. Hamdan Hamud al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Subhanallah,
bagaimana dengan kita yang masih muda, apalagi -alhamdulillah- sebagian
kita tidak buta huruf? Kemana waktu kita pergi dan habiskan?
Mulailah...bacalah, hafallah, dan ulangilah
Kisah Keempat: Singa pun Mendengarkan al-Quran dengan Khusyu'
Ahmad
bin Thulun adalah salah seorang pemimpin Mesir Zaman dahulu dan juga
merupakan seorang Ulama yang memiliki kedudukan yang mulia. Nama
lengkapnya adalah Abu Al-Hasan bin Ahmad bin Banan. Beliau rahimahullah
pernah mendekam di penjara.
Penyabab dia dijebloskan ke penjara
adalah karena dia dahulu pernah menemui salah seorang pejabat, lalu
beliau mendakwahinya. Pejabat tersebut pun marah kepada beliau seperti
orang yang pura - pura tidak mengetahui sabda Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam : "Ada dua orang yang apabila dua orang ini
baik, maka menjadi baiklah umat dan apabila buruk, maka akan menjadi
buruklah umat tersebut yakni para ulama dan umara."
Pejabat itu
marah dan hilanglah kesabaran nya lalu dia memerintahkan kepada para
tentaranya : "Seretlah orang ini dan sodorkanlah dia kepada singa yang
lapar. Kemudian kuncilah dia bersama singa tersebut dan biarkanlah dia
hingga tubuhnya habis dimakan singa."
Ulama tersebut yakni Ahmad
Thulun dimasukkan ke dalam penjara dengan Singa yang sedang kelaparan.
Keesokan harinya, para penjaga penjara menemukan ulama tersebut sedang
duduk dengan tenang dan nyaman sambil berdzikir mengingat Allah Ta'ala
dan membaca ayat - ayat Al-Quran yang penuh berkah.
Mereka
mendapati singa yang kemarin kelaparan tersebut sedang menundukkan
kepalanya dengan tenang dan penuh kekhusyukan, menyimak ayat - ayat
al-Quran (yang dibacakan).
Bagaimana bisa demikian? Ketahuilah
karena sesungguhnya al-Quran itu adalah firman Allah Subhanahu wa ta'ala
: Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : "Allah telah menurunkan
perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang
yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu
Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun."
[al-Quran surat az-Zumar ayat 23]
Kemudian bagaimana tidak? Yang
telah menurunkan al-Quran itu adalah Allah Ta'ala yang telah berfirman :
"Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya
kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia
supaya mereka berfikir." [al-Quran surat al-Hasyr ayat 21]
['Ajaib al-Qishash hal 82. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 156-158. Hamdan Hamud Al-Hajiri]
Subhanallah...
Jika Singa yang buas yang sedang kelaparan saja khusyu' mendengarkan
al-Quran, lalu bagaimana dengan kita? Kita bisa membaca al-Quran,
alhamdulillah. Tapi sudah kah kita khusyu' dan mengambil pelajaran dari
al-Quran?
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : Dan sesungguhnya
telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang
mengambil pelajaran? [al-Qamar ayat 17, 22, 32, 40]
Kisah Kelima: Menghafal al-Quran ketika menunggu Sidang
Syaikh DR.Yahya bin Abdurrazzaq al-Ghautsani bercerita :
"Kisah
unik lain yang saya dengar juga adalah para tahanan di salah satu
penjara tidak ada yang memiliki mushaf al-Quran. Oleh karena itu, masing
masing dari mereka (para narapidana) mendiktekan hafalan al-Quran yang
dia miliki kepada narapidana lain nya, sehingga semua narapidana dapat
menghafal seluruh al-Quran (tanpa mushaf). Kecuali halaman terakhir dari
surat Al-Anfaal. Sebab tidak ada seorang pun dari mereka yang
menghafalnya. Hal ini sangat merisaukan mereka. Hingga akhirnya, ketika
tiba giliran persidangan salah seorang dari mereka, dan ia keluar menuju
lorong pengadilan untuk menunggu giliran, maka hal yang pertama yang ia
(salah seorang narapidana) lakukan adalah mencari orang yang menghafal
penghujung surat al-Anfaal.
Secara kebetulan ia mendapatkan nya
diantara orang - orang yang hadir disitu. Lalu orang itupun mendiktekan
hafalan nya kepada nya (yakni nara pidana tadi) dengan cara berbisik.
Kemudian ia pun kembali kepada teman - teman nya dengan membawa hadiah
yang paling berharga.
Sekembalinya ke penjara, mereka (nara
pidana) lain nya langsung berkerumun disekelilingnya, lalu ia
mendiktekan (halaman terakhir dari surat al-Anfaal) kepada yang lain
nya. Ternyata mereka langsung dapat menghafalnya sejak pertama kali
mendengarnya, seperti layaknya surat al-Fatihah."
[Cara Mudah
dan Cepat Menghafal al-Quran hal 202-203, DR.Yahya bin Abdurrazzaq
al-Ghautsani. cet Pustaka Imam Syafi'i. judul asli nya Kaifa Tahfazhul
Quran al-Karim]
Subhanallah, begitu semangatnya para narapidana ini dalam menghafal al-Quran.
Bagaimana dengan kita?
Kisah Keenam: Seorang Penyanyi Menjadi Seorang Qari' al-Quran
Dari Abdullah bin Mas'ud
Radhiyallahu'anhu : "Bahwa pada suatu hari, beliau melewati suatu tempat
pada arah Kufah, tiba - tiba beliau mendapati sekumpulan orang - orang
fasik yang sedang meminum khamr. Diantara mereka, ada seorang penyanyi
yang bernama Radzan yang bernyanyi sambil memainkan alat musik, dan
memiliki suara yang indah. Kemudian ketika Abdullah bin Mas'ud mendengar
suaranya ia berkata : "Aduhai alangkah indahnya suara ini seandainya
digunakan untuk membaca al-Quran." Kemudian Abdullah bin Mas'ud menutupi
kepalanya dengan kain nya dan berlalu.
Ketika Radzan mendengar
ucapan Ibnu Mas'ud (secara sayup-sayup), ia pun bertanya kepada teman -
teman nya : "Siapakah orang ini?" Maka teman - teman nya menjawab : "Dia
adalah Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu, dia adalah sahabat
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam."
Kemudian ia (Radzan) bertanya lagi : "Apa yang ia katakan tadi?"
Lantas
mereka menjawab : "Sesungguhnya ia tadi berkata : "Aduhai alangkah
indahnya suara ini seandainya digunakan untuk membaca al-Quran."
Kemudian
tersentuhlah hati Radzan dengan ucapan tersebut, lalu ia pun melempar
Al-'Ud (semacam alat musik jenis kecapi) ketanah dan menghancurkan nya.
Kemudian
ia bergegas mencari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu hingga ia
menemuinya, lalu ia meletakkan sapu tangan dilehernya. Lantas ia
menangis dihadapan Abduillah bin Mas'ud, maka Abdullah bin Mas'ud
memeluknya dan menangislah mereka berdua.
Kemudian Abdullah
berkata : "Bagaimana aku tidak mencintai orang yang Allah Ta'ala telah
mencintainya (karena bertaubat)." Ia pun bertaubat dari dosanya dan
senantiasa mengikuti pelajaran Abdullah bin Mas'ud. Sehingga ia pun
mendapatkan banyak manfaat dari al-Quran serta ilmu darinya, yang pada
akhirnya hal tersebut menjadikan nya seorang Imam dalam bidang ilmu."
[Qaidul Awabid hal 20. Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran, hal 168-169. Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Subhanallah...
Sangat
jarang sekali yang ada seperti ini pada zaman ini. Bahkan yang banyak
terjadi adalah orang yang dianggap ustadz, menjadi seorang Penyanyi. La
Haula wa La Quwata Ilaa Billah -semoga Allah memberi hidayah kepada
mereka-.
Kisah Ketujuh: "Aku membenci al-Quran, dan Al-Quran pun meninggalkan diri ku."
Syaikh Muhammad Ya'qub berkata :
"Aku
pernah duduk bersama seseorang yang termasuk dari kalangan konglomerat
yang ternama. Kemudian ia bercerita kepada ku : "Wahai Syaikh, apakah
engkau mengetahui bahwa dahulu aku pernah menghafal al-Quran Al-Karim
seluruhnya. Hal itu karena dahulu orangtuaku selalu memaksaku untuk
menghafalnya hingga akhirnya aku pun dapat menghafalkan nya. Namun, aku
sebenarnya tidak mencintai al-Quran sedikitpun. La Haula wa La Quwata
Ila Billah, justru yang aku rasakan al-Quran adalah kesedihan bagi
hatiku.
Aku seringkali berangan - angan agar aku bisa mengendarai
mobil, kemudian aku dapat tinggal di villa dan memiliki sebuah pabrik.
Aku tidak menginginkan al-Quran, aku ingin menjadi kaya, aku ingin
menjadi raja dan aku ingin.... aku ingin... aku ingin..."
Kemudian
laki - laki itu melanjutkan ceritanya : "Pada suatu malam, aku bermimpi
dan ku lihat dalam mimpiku sebuah hal yang aneh. Aku memegang mushaf
dan mendekapnya ke dadaku dengan erat dan penuh rasa cinta, kemudian
datanglah seorang laki laki dan beliau mengambil al-Quran dariku dengan
kasar dan kuat.
Pada pagi harinya, aku tidak dapat mengingat
al-Quran walaupun satu huruf sekalipun. Kemudian aku meneruskan
pendidikan ku ke jenjang perguruan tinggi jurusan bisnis. Setelah itu
semua, Allah membukakan bagiku dunia berupa harta dan benda yang
berlimpah.
Demi Allah, Demi Allah, aku tidak perlu berdusta.
Sungguh telah berlalu 10 tahun lamanya, sementara aku kini berusia 68
tahun, aku tidak dapat merasakan nikmatnya tidur, kecuali setelah
badanku terasa lelah karena menangis dan meratap, menyesali diriku
dengan apa yang telah aku lakukan terhadap al-Quran. Sekarang wahai
Syaikh, aku tidak mampu menghafal al-Quran walaupun hanya satu ayat saja
dan yang lebih parahnya lagi aku tidak mampu membaca walaupun hanya
satu ayat. La Haula wa La Quwata Ilaa Billah."
[Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 166-167, Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Siapa yang membenci al-Quran, maka Allah Subhanahu wa ta'ala tidak membutuhkan nya?
“Ambilah ibarat (pelajaran dari kejadian itu) hai orang-orang yang mempunyai pandangan”. (Al-Hasyr : 2)
Kisah Kedelapan: "Ku Robek Al-Quran, Al-Quran pun Merobek Hidup ku."
Imam
Al-Mawardi rahimahullah menceritakan didalam kitab nya Adab Ad-Din wa
Ad-Dunya bahwasanya Al-Walid bin Yazid bin Abdul Malik pada suatu hari
bermain - main dengan mushaf al-Quran sebelum ia keluar dari rumahnya,
maka dia membuka mushaf, terbukalah firman Allah Subahanhu wa ta'ala :
واستفتحوا وخاب كلّ جبّار عنيد
"Dan mereka memohon diberi
kemenangan dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang - wenang
lagi keras kepala." [al-Quran surat Ibrahim ayat 15]
Kemudian ia
merobek - robek mushaf al-Quran tersebut dan berkata : "Apakah engkau
mengancam setiap orang yang keras kepala lagi pembangkang?
Inilah
aku orang yang keras kepala lagi pembangkang. Apabila engkau mendatangi
Rabbmu pada hari kiamat nanti, Katakanlah : "Wahai Rabbku, sesungguhnya
Walid telah merobek - robek ku."
Beberapa hari kemudian, Allah
memberikan nya kematian dengan seburuk - buruk kematian. Kepalanya
disalib di istana nya sendiri diatas pagar tertinggi di negerinya."
[Adab Ad-Din wa Ad-Dunya
hal 307, Al-Marwadi. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran 172-173,
Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Kisah Kesembilan: Menangis karena Satu Ayat al-Quran
Pada
suatu malam, Muhammad bin Al-Munkadir rahimahullah melaksanakan shalat
malam, kemudian beliau terus menerus menangis hingga membuat keluarganya
merasa khawatir terhadap nya.
Mereka pun bertanya kepadanya.
"Apa yang menyebabkan mu menangis?" Namun beliau terdiam dan terus
menerus menangis. Kemudian keluarganya mengirim utusan kepada Abu Hazim
untuk memberi tahu keadaan nya. Oleh karena itu, datanglah Abu Hazim dan
mendapati beliau sedang menangis, lantas dia (Abu Hazim) bertanya
kepada nya (Muhammad bin Al-Munkadir) : "Wahai saudaraku, apa yang
menyebabkan mu menagis? Sungguh engkau telah membuat keluarga mu
khawatir?"
Maka dia (Muhamamd bin Al-Munkadir) menjawab : "Sesungguhnya aku telah melewati sebuah ayat dari al-Qur'an."
Lalu
Abu Hazim rahimahullah meneruskan pertanyaan nya "Ayat apakah itu?"
Muhammad bin Al-Munkadir menjawab : "Firman Allah Azza wa Jalla :
ولو أنّ للّذين ظلموا مافي الأرض جميعا ومثله معه , لافتدوابه من سوء العذاب يوم القيمة , وبدالم مّن الله مالم يكونوا يحتسبون
"Dan sekiranya orang-orang
yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula)
sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu
dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab
dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan." [al-Quran surat
az-Zumar ayat 47]
Maka Abu Hazim menangis juga dan tangisan
mereka berdua semakin menjadi - jadi. Sebagian keluarga Ibnu Al-Munkadir
berkata kepada Abu Hazim : "Kami membawa mu agar dapat menyelesaikan
masalahnya, tetapi engkau justru malah menambahnya (menanggis)."
Kemudian dia menceritakan kepada mereka apa yang sebenarnya menyebabkan
mereka berdua menangis."
[100 Qishshah Min Qashsh
Ash-Shalihin. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 155-156,
Hamdan Hamud AL-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Subhanallah...
Kapan air mata kita mengalir karena al-Quran? Karena makna didalamnya?
Kisah Kesepuluh: Pencinta Nyanyian dan Pencinta al-Quran Ketika Wafat
Simak kisah berikut, dan ambillah pelajaran dari nya.
Salah seorang pekerja pemantau lalu lintas bercerita :
"Tiba - tiba kami mendengar suara tabrakan yang kuat, ternyata sebuah
mobil yang menabrak mobil yang lain nya. Ini merupakan sebuah kecelakaan
yang sulit untuk digambarkan, karena ada dua orang dalam keadaan sangat
parah. Kemudian kami mengeluarkan dan membaringkan mereka ditepi jalan.
Lalu kami berusaha mengeluarkan pemilik mobil yang satunya, tetapi kami
menemukan nya telah meninggal dunia.
Kemudian kami kembali kepada kedua orang tadi, dan ternyata kami
menemukan mereka dalam keadaan sekarat, maka dengan segera teman ku
men-talqin-kan kepadanya kalimat Syahadat. Tetapi lidah kedua orang
tersebut justru malah melantunkan nyanyian. Keadaan ini semakin membuat
ku merinding, tetapi temanku berlaku sebaliknya, ia terus men-talqin-kan
kalimat syahadat kepada mereka berdua karena ia mengetahui bagaimana
seharusnya bersikap terhadap keadaan yang demikian. Namun demikian,
usaha teman ku itu sia-sia, mereka berdua terus melantunkan
nyanyian-nyanyian, dan semakin lama suara lantunan mereka semakin
melemah. Kemudian orang yang pertama diam lalu di ikuti dengan orang
yang kedua hingga akhirnya mereka pun menghembuskan nafas nya yang
terakhir.
Lantas ia (taman ku) berkata : "Aku belum pernah menyaksikan kejadian yang seperti ini dalam hidupku."
"Kemudian kami membawa mereka berdua dengan mobil. Teman ku berkata :
"Sesungguhnya manusia itu mengakhiri hidupnya dengan kebaikan atau
keburukan tergantung dengan keadaan lahir dan batin nya."
Maka aku pun takut dengan kematian, aku banyak mengambil pelajaran dari
kejadian tersebut dan melakukan shalat pada hari itu dengan khusyu'.
Berselang beberapa waktu, terjadi lagi sebuah kecelakaan yang sangat
mengherankan pula yang menimpa seseorang yang mengendarai mobil dengan
kecepatan yang biasa.
Pada waktu itu, mobilnya sedang dalam keadaan rusak karena terperosok
pada sebuah terowongan yang menuju kearah kota. Ia pun turun dari
mobilnya untuk memperbaiki kerusakan pada salah satu ban, kemudian
secara tiba-tiba datang sebuah mobil yang melaju dengan kencang, dan
menabraknya dari belakang lalu ia terjatuh dengan luka yang cukup parah.
Kemudian kami membawanya dengan mobil lalu menghubungi rumah sakit.
Ia adalah seorang pemuda yang masih berusia beliau. Seorang yang
berpegang teguh dengan agamanya yang dapat terlihat jelas dari
penampilan nya dan ketika kami membawanya kami mendengar bergumam,
tetapi kami tidak bisa mengerti apa yang sedang ia katakan. Namun ketika
kami meletakkan nya didalam mobil dan berjalan (menuju rumah sakit),
maka barulah kami dapat mendengar nya dengan jelas. Ternyata ia sedang
melantunkan Al-Qur'an dengan suara lemah. Subhanallah.
Dia terlihat melakukan hal tersebut ketika dalam keadaan kritis. Ia
terus melantunkan al-Quran dengan suara yang indah dan tiba-tiba ia
terdiam. Kemudian aku menoleh ke belakang dan ternyata dia sedang
mengangkat jari telunjuknya sambil bersyahadat kemudian kepalanya
tertunduk. Aku pun meloncat ke belakang, aku sentuh tangan nya, dadanya,
nafasnya, tidak ada reaksi apa-apa, ternyata ia telah meninggal dunia.
Aku pun menatapnya dan meneteskan air mataku. Lalu aku memberitahukan
teman ku bahwa ia telah meninggal dunia, maka teman ku pun menangis. Aku
pun masih menangis terisak dan suasana didalam mobil menjadi sangat
mengharukan sekali, hingga kami tiba dirumah sakit.
Kemudian kami memberitahukan kejadian nya kepada setiap orang yang kami
temui. Banyak diantara mereka yang terharu dan ikut meneteskan air mata.
Diantara mereka, ada yang setelah mendengar kisah pemuda tersebut, lalu
pergi menghampirinya lalu mencium kening pemuda tersebut. Semua nya
bersikeras untuk tetap duduk disana untuk menshalatkan nya. Salah
seorang petugas menghubungi rumah pemuda ini dan pada saat itu, orang
yang menerima telepon adalah saudara kandungnya.
Kemudian ia berkata tentang saudara nya itu : "Dia pergi setiap hari
Senin untuk mengunjungi neneknya yang tinggal sendirian didesa dan dia
selalu mencari para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin
(untuk bersedekah). Orang-orang didesa tersebut sangat mengenalnya dan
ia juga selalu membaca buku-buku dan kaset-kaset, sedangkan mobilnya
penuh dengan beras dan gula untuk dibagikan kepada orang-orang yang
membutuhkan hingga permen untuk anak-anak pun tidak dia lupakan.
Dia selalu menjawab jika ditanya tentang jauhnya jarak perjalanan yang
dia tempuh "Sesungguhnya aku selalu mengambil manfaat dari jauhnya
perjalanan dengan menghafal al-Quran dan mengulangnya, dan juga dengan
kaset-kaset yang bermanfaat, sesungguhnya aku selalu memohon ganjaran
pahala atas setiap langkah yang aku ayunkan."
Salah seorang yang hadir disana berkata : "Dulu aku sering merasa bahwa
diriku selalu terombang ambing tanpa arah di dalam kehidupan ini. Aku
selalu dihempaskan oleh kebingungan dari segala arah karena waktu ku
banyak yang kosong dan pengetahuan ku yang sedikit dan aku pada waktu
itu sangat jauh sekali dari Allah.
Ketika kami menshalatkan pemuda tersebut, lalu kami menghadiri
penguburan nya dan setelah pemuda itu memulai menjalani hari pertamanya
diakhirat, maka aku seolah-olah mulai menjalani hari pertamaku didunia
ini. Aku benar-benar telah bertaubat kepada Allah Yang Maha Esa."
[Hikayat Min Suu' Al-Khatimah hal 37-38. Lihat, Agar Anak Mudah
Menghafal al-Quran hal 181-184. Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus
Sunnah]
Alangkah indahnya akhir kehidupan para ahli Qur'an, para penghafal al-Quran.
Dan alangkah buruknya akhir kehidupan para ahli nyanyian.
Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan ahli al-Quran. Aamiin
____________
Sumber: Prima Ibnu Firdaus Al-Mirluny Diarsipkan: www.faisalchoir.blogspot.com