Krisis ekonomi yang sedang melanda negeri yang dipimpin oleh Raja Harun Ar-Rasyid, membuat seorang Abu Nawas mengalami kesulitan uang. Ia memutuskan untuk menjual keledai kesayangannya, padahal kendaraan itu miliknya satu-satunya.
Tak peduli siapapun orangnya, semua pun bisa terkena imbas dari krisis
ekonomi, tak terkecuali Abu Nawas. Bahkan, demi menjaga asap dapur agar
tetap bisa mengepul, dirinya harus rela menjual keledai kesayangannya
walaupun sebenarnya ia tak tega untuk menjualnya.
Keesokan harinya, Abu Nawas membawa keledainya ke pasar. Namun, dari
kejauhan Abu Nawas rupanya sedang diintai oleh sekelompok pencuri yang
terdiri dari empat orang.
Mereka pun berencana untuk memperdaya Abu Nawas dengan beberapa strategi
yang telah disusun. Ketika Abu Nawas sedang beristirahat di bawah
pohon, salah seorang pencuri mendekatinya dan mengatakan kalau ingin
membeli kambing yang akan dijualnya. Abu Nawas pun terkejut mendengar
perkataan pencuri tersebut. Tapi, dirinya terus melanjutkan
perjalanannya karena yakin bahwa yang dibawanya adalah seekor keledai,
bukan seekor kambing.
Abu Nawas Tertipu.
Di tengah-tengah perjalanan, Abu Nawas pun kembali dihentikan oleh
pencuri kedua dan ketiga. Keduanya pun tak berhasil meyakinkan Abu
Nawas. Abu Nawas percaya diri bahwa yang hendak dijualnya adalah seekor
keladai, bukan seekor kambing.
Walaupun mulai tampak ragu karena ada tiga orang yang menyebut
keledainya dengan seekor kambing, Abu Nawas tetap melanjtukan perjalanan
pergi ke pasar.
Sebelum sampai di pasar, Abu Nawas langsung didatangi oleh pencuri
keempat. Dengan percaya diri, pencuri tersebut meyakinkan Abu Nawas
untuk menjual kambing yang dibawanya.
"Ahaa...bagus sekali kambingmu," kata pencuri keempat percaya diri.
"Kau juga yakin kalau ini adalah kambing," tanya Abu Nawas.
Setelah bernegoisasi, Abu Nawas pun akhirnya menjual keledai yang
dibawanya kepada pencuri keempat sebesar tiga dirham. Dengan perasaan
bingung, Abu Nawas langsung pulang ke rumah karena mengetahui bahwa
keledainya hanya dihargai tiga dirham saja.
Benar saja, sesampainya di rumah, Abu Nawas langsung dimarahi oleh
istrinya karena telah menjual seekor keledai dengan harga yang murah,
hanya tiga dirham saja. Abu Nawas pun menyadari kalau sudah diperdayai
oleh komplotan pencuri yang menggoyahkan akal sehatnya.
Menipu Pencuri.
Akhirnya, terpikir oleh Abu Nawas untuk balik mengerjai komplotan
pencuri tersebut. Abu Nawas pergi ke hutan mencari kayu untuk dijadikan
sebuah tongkat yang nantinya bisa menghasilkan uang. Rencana Abu Nawas
ternyata berjalan dengan lancar.
Tak lama kemudian, banyak orang mulai membicarakan keajaiban tongkat Abu
Nawas. Dan berita itu akhirnya terdengar juga oleh komplotan pencuri
yang telah menipu Abu Nawas dulu. Bahkan, mereka langsung tertarik
karena melihat sendiri kesaktian tongkat tersebut. Cukup dengan
mengacungkan tongkatnya saja, Abu Nawas terlihat makan di kedai tanpa
membayar uang sepeserpun.
Para pencuri pun berfikir kalau tongkat itu bisa dibeli, maka tentu saja
mereka akan cepat kaya. Setelah bernegoisasi yang cukup alot, akhirnya
Abu Nawas menjual tongkatnya sebesar seratus dinar uang emas.
Setelah transaksi selesai, Abu Nawas pun segera melesat pulang sambi
membawa uang dari hasil penjualan tongkat tersebut. Para pencuri itu
segera mencari warung terdekat untuk membuktikan keajaiban tongkat itu.
Seusai makan, mereka mengacungkan tongkat itu kepada pemilik kedai, yang
tentu saja membuat pemilik kedai marah besar.
Keempat pencuri itu tidak terima, karena sebelumnya, Abu Nawas juga melakukan hal yang sama dengan mengacungkan tongkat saja.
Pemilik kedai pun menjelaskan bahwa sebelum makan di kedai miliknya, Abu Nawas telah menitipkan sejumlah uang kepadanya.
Kali ini Abu Nawas berhasil seratus persen mengelabui keempat pencuri itu.
Makanya sob, jangan suka menipu atau mencuri, nanti akan terkena balasannya loh seperti para pencuri yang ada dalam kisah ini. dari :