Setiap penyakit itu ada obatnya. Apabila obat itu mengenai penyakit, dengan izin Allah yang Maha Agung lagi Maha Perkasa akan sembuh
(HR Muslim dan Ahmad)
Keputusan memulai hidup sehat juga salah satu upaya
berinvestasi sehat, yang ikut mengulur umur harapan hudup juga, berapa
pun umur kita sekarang
(Dr. Hendrawan Nadesul)
***
Mati memang merupakan ketentuan Illahi. Tetapi berusaha hdup sehat
adalah kewajiban kita sebagai manusia. Yang namanya usaha sudah barang
tentu ada sangat banyak macam ragamnya. Bukankah Allah SWT tidak akan
mengubah suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak berusaha untuk
mengubahnya.
Dalam laman http://dokternasir.web.id
Dr. Nasir menjelaskan tentang sepuluh kiat hidup sehat tanpa obat.
Salah satu dari sepuluh kiat tersebut adalah himbauan kepada masyarakat
untuk back to nature atau kembali ke alam.Tujuan utama himbauan
ini tidak lain adalah agar masyarakat dapat kembali ke alam untuk
menggunakan tanaman obat yang dapat kita peroleh dari lingkungan
kehidupan kita yang kaya ini. Segera kita akan bertanya, apakah mungkin
kita hidup sehat tanpa obat? Jawabannya tentu harus dikembalikan kepada
Allah SWT. Apa yang tidak mungkin, jika Allah menghendaki? Hadist
Riwayat Muslim dan Ahmad memberikan pesan bahwa ”Setiap penyakit itu ada obatnya. Apabila obat itu mengenai penyakit, maka dengan izin Allah yang Maha Agung lagi Maha Perkasa akan sembuh”
Meski secara singkat, marilah kita pelajari dengan seksama sepuluh kiat hidup sehat tanpa obat itu.
Pertama, kenali diri Anda, baik fisik maupun kejiwaan
Inilah kiat pertama untuk hidup sehat itu, yaitu mengenali kondisi
fisik dan kejiwaan kita sendiri. Pengenalan diri tentang kondisi fisik
dan kejiwaan ini sangat penting untuk menjadi dasar dalam mengambil
keputusan dengan tepat upaya menjaga kesehatan kita, misalnya tentang
apa yang baik dan boleh dilakukan, dan apa pula yang tidak. Bahwa ketika
menyadari bahwa usia kita tidak lagi muda, sudah menginjak angka lima,
maka upaya untuk mengurangi makanan yang berlemak dan banyak karbohidrat
sudah harus mulai dilakukan. Selain itu, jika kita sudah mengetahui
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan ternyata kita mempunyai
gejala tekanan darah tinggi, maka upaya untuk mencegah makanan yang
dapat memicu tekanan darah tinggi juga saat ini pula harus kita lakukan.
Memang, mengenali diri dapat dengan mudah kita lakukan, tapi action yang harus kita lakukan yang tidak mudah. Apalagi kalau action
itu telah menjadi kebiasaan yang tidak mudah kita hentikan. Katakan
misalnya tentang rokok. Siapa yang tidak tahu kalau rokok dapat
menimbulkan penyakit. Tetapi menghentikannya menjadi hal yang tidak
mudah kita lakukan. Anda mengetahui teori memasak katak? Kalau belum,
insyaallah penulis akan menjelaskannya dalam laman ini.
Kedua, jangan terburu-buru merasa sakit dan minum obat
Hanya karena bersin, batuk, atau agak demam, orang telah memutuskan
untuk minum obat atau datang ke dokter. Padahal acap kali setelah
dibiarkan tiga hari, gejala sakit itu hilang sendiri. Tubuh memang
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan sendiri. Hanya dengan
beristirahat cukup, gejala sakit itu dapat segera hilang sendiri. Gejala
pusing kadang bahkan dapat hilang hanya karena menghirup udara segar di
taman yang tidak tercemar udara knalpot.
Tetapi ingat, gejala batuk dan bersin memang bisa merupakan tanda
serius juga. Dengan batuk dan bersin, tubuh sedang berusaha mengeluarkan
kuman penyakit dari saluran pernapasan. Demam berkeringat merupakan
tanda tubuh sedang melawan serangan kuman. Kalau gejala itu berlangsung
selama tiga hari, karena beratnya serangan, ya apa boleh buat, kita
harus ke dokter untuk konsultasi medis.
Ketiga, mengusahakan variasi makanan sehari-hari
Melakukan variasi santapan, berangkat dari asumsi bahwa ada bahan
makanan tertentu yang lebih bermanfaat daripada jenis makanan yang biasa
kita makan sehari-hari. Kalau ini kita pakai sebagai selingan, maka
kedua kelompok bahan itu dapat saling melengkapi. Bila kita terbiasa
makan daging ayam dan sapi, sebaiknya mengubah kebiasaan itu, dan
sekali-sekali makan ikan segar, tempe, dan tahu sebagai selingan.
Kalau hari demi hari kita makan sayur mayur hijau, karena beranggapan
bahwa yang serba hijau itu pasti bagus, sesekali perlu variasi
menyantap sayuran dan buah-buahan tidak hijau, seperti tomat, wortel,
jagung muda, paprika merah (sebagai sayur), pisang, mangga, apel, jeruk
(sebagai pencuci mulut). Setiap pagi kita memang harus sarapan. Nasi
goreng dan sejenisnya mungkin menjadi jenis sarapan yang biasa kita
santap. Untuk itu, maka cobalah menggantinya dengan menu makanan lain,
misalnya dengan sereal, roti, kentang, atau sayur-sayuran yang
sebenarnya dapat kita upayakan sendiri dengan cara mengolah tanah di
sekitar rumah kita.
Keempat, menyesuaikan konsumsi dengan tingkatan umur
Jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh berbeda-beda bergantung pada
umur, macam kegiatan, dan kondisi tubuh (dalam keadaan sakit atau
sehat). Pada anak-anak dan remaja yang sedang tumbuh, kelima unsur dalam
makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta air)
memang sangat diperlukan untuk mereka, sehingga tidak perlu dibatasi.
Sebaliknya, untuk orang dewasa dan manula (manusia lanjut usia),
pembatasan itu mutlak diperlukan. Karbohidrat dan lemak sebagai
penghasil energi harus dikurangi jumlahnya, mengingat kegiatan fisik
para manula sudah menurun.
Bagaimana cara mengurangi karbohidrat dan lemak? Cara yang sederhana
adalah dengan mengurangi porsi nasi dan goreng-gorengan. Sebaliknya,
vitamin dan mineral serta air justru harus diberikan asupan makanan
dengan cukup. Zat-zat ini sangat diperlukan untuk memperlancar
metabolisme dalam tubuh, dan meningkatkan daya tahannya. Hanya perlu
diingat bahwa yang paling baik ialah memakai vitamin alamiah, seperti
yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran segar. Sedangkan air yang
diminum harus yang steril dan aman dari kuman, seperti air mineral yang
benar memenuhi syarat sebagai air mineral.
Boleh juga air biasa yang selalu sudah direbus lebih dulu. Lebih
kurang 60% dari bobot badan kita berupa air atau cairan. Itu berarti
kita harus minum air lebih banyak daripada unsur makanan yang lain.
Orang yang sedang sakit dan terpaksa minum obat, malah harus minum air
lebih banyak lagi. Oleh karena itu, penderita “penyakit” sulit buang
air, bisa tertolong dari penderitaannya dengan setiap hari minum 2 – 3
gelas air putih sebelum pergi ke belakang.
Konsumsi protein pada orang dewasa dan manula juga perlu dikurangi,
meskipun tidak sebanyak pengurangan karbohidrat dan lemak. Cara
mengurangi protein ini ialah dengan mengganti menu makanan sumber
protein hewani dengan makanan sumber protein nabati, yang kadar
proteinnya kurang atau hanya sedikit. Misalnya, kacang-kacangan, tahu,
dan tempe.
Kelima, berolahraga secara teratur sesuai kemampuan
Bangsa kita memang belum termasuk bangsa yang punya hobi berolah
raga. Berolahraga bertujuan memperlancar peredaran darah, dan
mempercepat penyebaran impuls urat saraf ke semua bagian tubuh atau
sebaliknya, sehingga tubuh senantiasa bugar. Banyak orang berpendapat,
tanpa olahraga pun kita sebenarnya juga sudah berolah raga dengan
bergerak badan mirip olahraga, kalau melakukan pekerjaan fisik
sehari-hari seperti menyapu lantai, membersihkan rumah, mencuci, dan
menjemur pakaian. Bahkan setiap kembali ke rumah dari masjid dapat
digunakan sebagai kegiatan untuk berolah raga jalan kaki dengan cara
berkeliling kompleks rumah kita.
Tetapi apakah semua kegiatan “olahraga” semacam ini dapat kita
lakukan secara teratur dan berkesinambungan? Itu menjadi masalah
tersendiri! Diperlukan kemauan yang kuat, berdasarkan keyakinan bahwa
olahraga itu mutlak perlu agar badan tetap bugar, karena peredaran darah
akan dapat diperlancar dengan kegiatan tersebut. Pada gilirannya ini
dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Untuk para penderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, infeksi
paru-paru, dan kencing manis, hendaknya berkonsultasi ke dokter dulu
untuk mengetahui jenis olahraga apa yang cocok. Biasanya olahraga yang
intensitasnya rendah dan dilakukan tidak terlalu lama dapat kita
lakukan. Untuk orang normal yang tidak mengidap penyakit, sangat baik
memilih olahraga yang kapasitas aerobiknya mempunyai dampak yang tinggi (high impact) seperti renang, aerobik, naik sepeda stasioner, dan joging.
Keenam, selalu menjaga kebersihan
Lingkungan bersih di rumah, halaman, dan kompleks hunian memberi
suasana segar dan nyaman. Satu penelitian di negara Paman Sam
menunjukkan bahwa kompleks perumahan yang mempunyai halaman dan
lingkungan tertata rapi, bersih, hijau, dan asri, mempunyai persentase
kesehatan penghuninya yang jauh lebih baik daripada kompleks perumahan
yang miskin dengan tanaman.
Lingkungan bersih membuat tubuh kita juga bersih, baik jasmani maupun
rohani. Kondisi ini mampu mencegah penyakit jasmani seperti infeksi
kulit, alergi debu, flu, bronkitis, dan “penyakit” rohani seperti stres,
frustrasi dan depresi, biang kerok menurunnya sistem kekebalan tubuh
kita.
Ketujuh, meluangkan waktu untuk bersantai
Meluangkan waktu tidak brarti kita harus minta istirahat lebih banyak
daripada bekerja produktif sampai melebihi kepatutan. Tidak!!
Meluangkan waktu untuk istirahat itu sebenarnya hanya sebentar saja, dan
ini perlu, untuk setel kendo sejenak di antara ketegangan jam sibuk
bekerja sehari-hari. Orang Jepang biasa melakukan “self hypnosis” dengan
cara memejamkan mata sejenak di kursi kerjanya dalam 5 – 10 menit.
Kegiatan rileks seperti ini perlu dilakukan secara rutin. Bersantai juga
tidak berarti harus melakukan rekreasi yang melelahkan, tetapi cukup
berkumpul membicarakan masalah keseharian dengan rekan sekantor,
tetangga atau keluarga di rumah. Dengan cara demikian, bukan tidak
mungkin, kita akan dapat membantu memecahkan masalah, atau
setidak-tidaknya meringankan beban pikiran kita yang terasa berat.
Bersantai seorang diri dengan merenung dan mawas diri juga perlu. Makin
sering dan rutin ini dilakukan, makin bagus keseimbangan jiwa kita.
Tidur nyaman juga merupakan satu bentuk bersantai seorang diri. Stamina
akan pulih dengan cepat, dan keseimbangan hormon dalam tubuh juga cepat
tercapai.
Kondisi tubuh yang letih, lelah, penat, dan pikiran kusut kalau
dibiarkan berkepanjangan (sampai dibawa ke kamar tidur), akan dapat
menurunkan daya kerja sistem kekebalan tubuh. Pada gilirannya memudahkan
terjadinya serangan penyakit.
Kedelapan, kembali ke alam atau back to nature
Kecenderungan “back to nature” berawal pada dekade 1990-an di
negara Barat. Kecenderungan ini dilandasi oleh pengalaman bahwa gaya
hidup yang terjadi pada zaman modern mendorong orang mengubah kebiasaan
makan, seperti misalnya lebih sering menyantap makanan kalengan, sambal
botolan, atau buah awetan. Juga menjadi jarang bergerak badan karena
kemudahan memakai alat bantu rumah tangga, seperti mencuci pakaian
dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan penyedot debu, bepergian dengan
kendaraan, padahal jaraknya cuma dekat dan lebih sehat dilakukan dengan
jalan kaki. Dengan kebiasaan ini, tubuh kita menjadi manja, karena
jarang bergerak, sehingga mudah terserang penyakit karena badan kita
lembek akibat kekebalan tubuh kita yang menurun. Sebaliknya, seorang
pendekar silat, walaupun hidup di tengah zaman modern, selalu sehat
tubuhnya karena masih sering berjalan kaki, latihan rutin dengan
menggerakkan badan, dan tidak memakai alat bantu hasil teknologi modern
yang membuat orang jadi lembek.
Untuk kembali dekat dengan alam, bukannya kita harus makan makanan
yang hanya diambil dari alam tanpa dimasak, tetapi setidak-tidaknya
menghindari bahan makanan instan dari makanan dalam kaleng, dan malah
memperbanyak makan sayuran dan buah yang segar dari ladang organic tanpa
pupuk kimia dan pestisida. Baik juga jika kita mulai mengonsumsi
nutrisi tambahan atau suplemen yang berasal dari herbal atau tumbuhan yang diracik dengan teknologi modern namun tetap dengan resep tradisional.
Kesembilan, mengolah pernapasan
Mengolah pernapasan berarti mengatur cara dan frekuensi bernapas agar
lebih efisien. Dengan menghirup udara (oksigen) perlahan-lahan dalam
hitungan 15 kemudian melepaskannya kembali pelan-pelan juga dalam
hitungan 15, kita bisa menahan oksigen dalam badan lebih lama daripada
biasanya. Oksigen akan dipakai oleh organ tubuh secara efektif, walaupun
jumlahnya cuma sedikit. Selama ini kita bernapas dengan frekuensi yang
tidak teratur. Kadang lambat, kadang cepat. Oksigen yang diirup juga
cepat keluar lagi. Belum sampai dimanfaatkan dengan baik, sudah keburu
keluar. Dalam satu menit kita benapas lima kali atau lebih.
Tetapi, dengan latihan teratur frekuensi bernapas itu bisa kurang
dari lima kali dalam semenit. Setiap kalinya selalu dalam, dan berdaya
guna. Akibatnya, oksigen yang dihirup cukup sedikit saja, tetapi sudah
efektif. Organ tubuh akan menyesuaikan diri dengan ketersediaan oksigen
yang sedikit ini, dan itu justru menguntungkan tubuh. Sebab, dengan
oksigen sedikit, tetapi toh sudah efektif itu, tubuh tidak kebanjiran
hasil pernapasan berupa CO2 banyak-banyak, yang tidak baik bagi
kesehatan.
Kesepuluh, menggemari bacaan kesehatan
Ungkapan “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”
sangat pas untuk menyindir orang yang ingin tubuhnya sehat, tetapi tidak
mau mendekati bacaan tentang kesehatan. Kalau dekat, kita akan tahu
seluk-beluk kesehatan itu lebih baik, dan kemudian dapat memakainya
untuk menyusun siasat menghindari gangguan penyakit. Untuk ini penulis
akan menyediakan buku Kembali ke Alam, Kembali ke TOI (Tanaman Obat
Indonesia). Selain itu, penulis akan berusaha membuat KITO (Kartu
Informasi Tanaman Obat). Mudah-mudahan dapat segera terwujud..
Nah, jika Anda menginginkan tubuh yang sehat tanpa harus mengonsumsi
obat-obatan setiap kali sakit, maka tips-tips di atas layak untuk
diterapkan dalam kehidupan Anda. Hanya dengan memperbaiki gaya hidup
Anda, maka penyakit pun bisa dicegah kecuali kematian. Anda siap untuk
hidup sehat? Marilah kita mulai mengenal apa itu tanaman obat, yang
ternyata sangat banyak kita temukan di lingkungan kita.sumber :