![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXc2qZZB6qrj3aNWbn9_WAIQeB-DvFFmqvlCONoW4Tu8Ui3CPJqitO1Kt-dzp5IRaH8b7R6EFXGcLdDoHNTceyPHTHSS0nXcxpbwtW_2VFpdFtWBkZhLv59vg0nJimYFGKfZ4d806eqTw/s400/myphoto.jpeg)
Kita menjelajah ke daerah utara Bumi ini, tepatnya di sebuah pulau di Kanada bernama Pulau Oak.
Pulau Oak merupakan nama dari sebuah pulau yang terletak di Lunenberg County, selatan pantai Nova Scotia, Kanada. Pulau ini sebenarnya merupakan pulau biasa, tidak ada sesuatu istimewa darinya, tidak ada potensi sumber daya alam yang dapat di eksplorasi disini. Namun bagi para pemburu harta karun, pulau kecil ini mendapatkan posisi yang istimewa di hati mereka. Bagaimana tidak, kisah mengenai adanya harta karun yang tersembunyi di pulau seluas 140 are (57 ha) ini selalu menghantui pikiran para petualang pencari harta karun sejati hampir selama dua abad lebih. Nah lo.
Kisah
mengenai harta karun Pulau Oak kira-kira mulai terdengar lebih dari dua
abad yang lalu. Menurut kisah dari mulut ke mulut yang tentunya telah
tersebar ke suluruh penjuru dunia ini, beberapa abad yang lalu seseorang
dengan alasan yang tidak diketahui telah menyembunyikan hartanya dalam
jumlah besar di salah satu bagian pulau. Sehingga mulai akhir abad ke-18
para pencari harta karun mulai berbondong-bondong datang ke pulau Oak
untuk berlomba-lomba mencari harta karun yang tersembunyi itu. Banyak
tenaga, waktu dan uang telah dikeluarkan demi mengikuti nafsu dan
pikiran obsesif kompulsif para pencari harta, namun hasilnya hingga kini
harta-harta tersembunyi itu masih belum bisa ditemukan.
Sebenarnya,
kisah Pulau Oak dan harta karun dimulai dari kisah remaja berusia 16
tahun bernama Daniel MC Ginnis. Daniel yang sangat menyukai segala
aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan adventure dan traveling
menembus alam liar sangat tertarik dengan Pulau Oak. Pada saat itu,
tepatnya di tahun 1795, Daniel beserta kedua sahabatnya menyatroni pulau
kecil tersebut dengan menggunakan sebuah Kano. Mereka merapat di
dermaga kecil Smith's Cove, tenggara pulau tersebut. Melihat suasana
pulau yang cukup indah sekaligus mencekam seolah-olah menantang jiwa
mereka sebagai petualang sejati untuk menjelajahinya. Daniel beserta
kedua sahabatnya kemudian melanjutkan perjalanan mereka masuk kedalam
pulau. Ketika berada di tengah-tengah lebatnya vegetasi liar di suatu
bagian pulau, Daniel merasa tertarik dengan sekumpulan pohon ek yang
tumbang. Dia semakin tertarik karena diantara beberapa pohon tumbang
yang didekatinya terdapat sebuah pohon ek yang sudah sangat tua berdiri
angkuh diantara pohon-pohon tumbang disekelilingnya.
Karena
menarik sekaligus penasaran, Daniel memanggil kedua temannya, kemudian
mereka memeriksa keadaan disekitar pohon hingga akhirnya ketiga remaja
tersebut menemukan sesuatu yang lebih menarik, yaitu sebuah lubang yang
ditutupi oleh dinding yang terbuat dari tanah liat. Dengan rasa semakin
penasaran ketiganya lalu membuka penutup lubang dan melakukan
penggalian. Ketika penggalian mencapai kedalaman 3 meter, mereka
menemukan sesuatu yang menarik lagi. Lubang itu dihalangi oleh beberapa
potong kayu pohon ek yang dipasang saling bersilangan sehingga
mengesankan ada seseorang yang dengan sengaja menghalanginya untuk
melakukan penggalian lebih dalam lagi.
Namun ketiga remaja itu
tidak menyerah, dengan masih diselimuti rasa penasaran, mereka
menyingkirkan kayu-kayu tersebut satu demi satu dan penggalian terus
mereka lakukan. Hingga pada penggalian sekitar 6 meter, mereka terhenti
karena lubang itu berakhir dengan sebuah dinding tanah liat lagi. Mereka
tetap yakin, jika dinding ini dibongkar, lubang masih bisa digali lebih
dalam lagi. Namun hal tersebut tidak mereka lakukan. Dari sinilah
mereka menyadari pasti ada sesuatu yang sangat berharga tersembunyi jauh
didalam sana.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWSNBkuDD3YZUPrBQ_xzvsiRIMoMrXMr3IFTkWlywFed8-FOef6JP7Is_Oq4inRmfA7fo-n6xwbUXSVL-V4ri-PVsS2cNNo4jJP-SYei48vP49NRTTuhEfVYJCyNOjh2XKsdeajVOQuEk/s320/tmp860ua5.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5VHUsWJMc8coOYswkf1xMWnRK9PdgoSFgYL1wTaO3nBXavHAANt53alXAmjCoulkG8SLEtpAjo2wZYJbRDhYcRzrSf6vZafYaWB4Ngr4FjAzpc1RWGLvsqWBOrJ9QXQtw3rV9VsFPCXA/s400/myphoto5.jpeg)
Sekitar
sembilan tahun kemudian, hasrat dan semangat untuk menguak misteri
pulau Oak mulai tumbuh lagi di jiwa mereka. Kini, ketiga teman kita ini
telah tumbuh menjadi pemuda-pemuda dewasa, mereka tidak ABG lagi dan
tentunya jiwa petualangan mereka semakin menjadi-jadi. Mereka bertiga
memutuskan untuk kembali ke pulau dan melakukan penggalian lagi yang 9
tahun lamanya sempat mereka lupakan. Persiapan mereka lebih matang
daripada waktu yang lalu. Mereka memulai melakukan penggalian. Pada
kedalaman 27,4 meter, dugaan mereka sembilan tahun yang lalu ternyata
benar. Memang ada sesuatu yang berharga telah disembunyikan di dalam
sana karena pada kedalaman itu mereka kembali menemukan sebuah penutup
lubang yang terbuat dari tanah liat. Bedanya dari penutup lubang yang
sempat mereka temukan pada kedalaman sebelumnya ialah penutup lubang
yang satu ini ber-prasasti.
Namun tulisan-tulisannya sangat sulit
untuk dibaca karena di tulis dengan simbol dan kode-kode yang aneh
sehingga prasasti itu mereka abaikan. Prasasti yang dibaikan ketiga
pemuda itu akhirnya dapat di terjemahkan maknanya oleh seorang profesor
dari Halifax University setelah generasi lanjutan pemburu harta karun
menemukannya di tempat yang sama. Itupun terjadi sekitar seabad kemudian
semenjak penggalian oleh Daniel, dkk. Arti kode-kode dari prasasti itu
cukup mengejutkan, karena setelah ditejemahkan berbunyi demikian : "Tiga
meter dibawah sana tersimpan uang dua juta pound".
Kalimat yang
tertulis di prasasti ini semakin mengobarkan semangat para pencari harta
karun lainnya untuk mencoba peruntungannya di Pulau Oak. Sehingga
penggalian di Lubang Uang (Money Pit) masih terus dilakukan. Selama
berabad-abad, para pemburu harta karun silih berganti melakukan
penggalian di lubang uang, namun mereka selalu pulang dengan tangan
hampa. Para pencari harta karun mulai berkurang jumlahnya di abad 21.
Rupanya rahasia lubang uang ini tak mudah dikuak oleh mereka,
halangannya begitu berat. Halangan-halangan itu berupa air yang sering
secara tiba-tiba memenuhi lubang tersebut, dsb. Bahkan tercatatat di
tahun 1937 tiga orang penggali tewas di lubang uang sehingga semakin
menambah daftar kelam sejarah para korban-korbannya.
Banyak
pencari harta meyakini, bahwa sebetulnya harta karun tersebut tidak
disembunyikan di lubang tersebut. Seseorang yang telah menyembunyikan
hartanya beberapa abad lalu di tempat itu mungkin melakukan tindakan
yang cukup cerdik. Ia mungkin saja hanya menggali hingga kedalaman 30 -
35 meter saja, lalu membuat terowongan lagi di bagian kanan atau kiri
lubang utama hingga menembus wilayah pulau Oak yang lainnya. Jika
pendapat ini benar, cukup miris tentunya melihat para pencari harta yang
sanggup menggali hingga kedalaman hampir 60 meter tanpa hasil. Namun
sayang, terowongan yang dimaksud belum dapat ditemukan dan tampaknya
rahasia harta karun Pulau Oak akan menajdi misteri yang abadi.
Sebuah harta karun telah terpendam lama di Pulau Oak.
Sejak akhir abad ke-17 hingga saat ini, berbagai upaya telah dilakukan
untuk menggali harta karun pulau Oak, namun nihil. Teknologi kuno sekali
lagi membuktikan betapa hebatnya apa yang dianggap kuno bisa memperdaya
teknologi yang kita sebut “modern.”
Awal Penemuan Harta Karun Pulau Oak
Pada suatu hari di musim panas pada tahun 1795, seorang remaja bernama Daniel McGinnis sedang menyusuri suatu daerah di pulau Oak, Nova Scotia.
Dia kemudian merasa penasaran dengan suatu permukaan tanah yang
terlihat aneh. Permukaan tanah tersebut berbentuk bulat dan lebih rendah
dibandingkan tanah di sekelilingnya. Di atas permukaan tanah yang
rendah tersebut terdapat sebuah pohon yang rantingnya seperti dipotong
untuk membentuk sebuah katrol. Karena pernah mendengar tentang kisah
bajak laut di daerah tersebut, McGinnis akhirnya memutuskan pulang dan
memanggil teman-temannya untuk mencari tahu tentang dataran tanah yang
aneh tersebut.
Beberapa hari kemudian McGinnis bersama dua orang temannya, John Smith (19 tahun) dan Anthony Vaughan
(16 tahun), mulai menggali lubang tersebut. Pada kedalaman 2 meter dari
permukaan, mereka menemukan sebuah batu ubin besar yang menutupi lubang
tersebut. Penggalian kemudian terus dilakukan, dan apa yang mereka
dapati selanjutnya, semakin menguatkan dugaan mereka jika sesuatu yang
sangat berharga telah disembunyikan di dalam lubang tersebut. Pada
kedalaman 10 meter, mereka mendapati sebuah lapisan kayu ek
berbentuk gelondongan menutupi lubang tersebut. Lapisan yang sama juga
mereka dapati pada kedalaman 20 meter dan juga pada kedalaman 30 meter,
suatu lapisan kayu berbentuk bundar yang seolah menjadi lapisan penutup
lubang tersebut. Karena merasa sudah tidak mungkin lagi melanjutkan
penggalian untuk ukuran 3 orang remaja, mereka akhirnya memutuskan untuk
kembali pulang dan memikirkan perencanaan yang matang untuk melanjutkan
penggalian. Mereka lalu meninggalkan lubang tersebut selama 8 tahun.
Waktu tersebut mereka gunakan untuk mencari seseorang atau siapapun yang
bisa membantu mereka baik dalam urusan dana maupun peralatan.
Penggalian Lanjutan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7TgmMKG3wsZNJMID_wDsYRdQZwaSOT9OUJYaoshTrPssjGQZ42VC3wK4qZkih6L1-UuAFr91AjWCjiSOEuBXRWs1BH0y5uOMj7S8HSXP7mqO58j3OvB8sRNETiBY5XqRkiFLErETiig/s800/the_money_pit.gif)
Tidak banyak yang dapat mereka temukan dan usahakan hingga sekitar tahun 1802. Pada tahun tersebut Simon Lynds
mengunjungi lubang tersebut dan terkesan dengan cerita dari 3 sekawan
tersebut. Simeon kemudian membentuk sebuah perusahaan yang khusus untuk
menangani penggalian lubang harta karun tersebut. Perusahaan itu bernama
Onslow Company.
Dengan bantuan sebuah perusahaan, kedalaman
30 meter yang sebelumnya digali ketiga remaja tersebut dengan susah
payah dapat digali kembali oleh tim penggali dengan mudah. Penggalian
kemudian dilanjutkan hingga kedalaman 90 meter. Mereka menemukan lapisan
pelindung lainnya setiap kedalaman 10 meter. Pada kedalaman 40 meter,
sebuah lapisan arang menutupi lubang tersebut, pada lapisan 50 meter
sebuah lapisan dempul, dan pada kedalaman 60 meter sebuah lapisan serat
kelapa yang menjadi lapisan penutup. Pada kedalaman 90 meter (versi
sejarah lain mengatakan pada kedalaman 80 meter), tim penggali menemukan
suatu petunjuk. Sebuah batu datar dengan panjang 3 meter dan lebar 1
meter yang mengandung huruf-huruf aneh dan angka aneh telah menjadi
sebuah teka-teki lain sekaligus seperti penegasan tentang adanya sesuatu
yang berharga di dasar lubang tersebut.
Penggalian kemudian
terus dilanjutkan. Pada kedalaman 93 meter, tanah lubang galian tersebut
mulai memasuki lapisan lumpur lunak. Penggalian kemudian dihentikan
pada hari itu ketika mereka mencapai lapisan lumpur lunak.
Keesokan
harinya ketika tim penggali kembali, mereka terkejut ketika mendapati
lubang galian mereka telah dipenuhi air setinggi 33 meter. Tim akhirnya
memutuskan untuk memompa air keluar, namun percuma. Penggalian kemudian
baru dilanjutkan pada tahun berikutnya ketika diputuskan untuk menggali
sebuah lubang paralel yang nantinya akan terhubung dengan lubang galian
pertama. Namun usaha mereka menjadi sia-sia ketika lubang paralel yang
dibuat mulai mencapai kedalaman 100 meter, lubang tersebut mulai
dipenuhi kembali dengan air.
Proyek ini akhirnya terhenti dan menjadi
terlantar selama 45 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, tidak ada lagi
yang melakukan penggalian harta karun.
Pada tahun 1849 kemudian, The Truro Company
adalah perusahaan berikut yang kembali mencoba menguak misteri lubang
misteri di pulau Oak tersebut. Tim penggali langsung mencoba menggali
hingga kedalaman 86 meter, namun karena air mulai kembali menggenang,
tim melakukan spekulasi untuk mem-bor inti lubang sebelum air kembali
menggenang. Pemboran ini membuahkan sebuah hasil yang tidak terduga.
Tanda Pertama sebuah Harta Karun
Pada
kedalaman 98 meter bor mendapati suatu lapisan cemara. Selanjutnya bor
terus menembus lapisan lebih dalam. Tim penggali dari The Truro Company
kemudian menemukan 4 inci lapisan kayu pohon ek. Selanjutnya mereka menemukan lapisan metal setebal 22 inci, selanjutnya 4 inci lapisan kayu pohon ek
lagi dan lapisan cemara lainnya. Kesimpulannya, mereka mungkin telah
membor suatu kotak atau peti harta karun yang terbuat dari kayu pohon ek. Ketika mereka mengangkat bor mereka, tim penggali mendapati serpihan kayu ek
dan helaian yang terlihat seperti kulit kelapa. Salah satu bagian bor
juga mendapati beberapa untaian rantai yang terbuat dari emas. Ketika
pengeboran berlanjut, tiba-tiba salah seorang kru mendapati bahwa air
dalam lubang itu ternyata adalah air asin dan sedang naik ke atas
mengikuti air pasang. Hal ini mengindikasikan jika desainer dari lubang
ini telah berhasil membuat lubang perangkap cerdas yang dirancang untuk
membanjiri lubang jika seseorang mulai mendapati harta karun.
Tim
penggali kembali pada tahun 1850 dengan rencana untuk menggali lubang
paralel dan berusaha untuk mencapai lubang harta karun tersebut lewat
lubang paralel yang akan dibuat. Namun nihil. Seperti sebelumnya, ketika
lubang mulai menyentuh kedalaman 90 meter, air langsung membanjiri
seisi lubang paralel. Tim penggali kemudian memompa keluar air yang
menggenangi lubang paralel tersebut. Dalam proses memompa air tersebut
keluar yang terkesan tidak mungkin, seorang anggota tim penggali
mendapati jika pada saat air surut, ada sumber air lain yang masuk, dan
air asin itu menandakan jika air tersebut berasal dari pantai. Tim pun
memeriksa pantai tersebut yang menjadi salah satu penghalang penggalian
mereka, dan apa yang mereka dapati tentang pantai tersebut selanjutnya
sungguh diluar akal sehat. Pantai tersebut adalah pantai buatan.
Berdasarkan
pengamatan dari tim penggali, pantai buatan tersebut telah dirancang
sedemikian rupa agar terhubung dengan lubang galian yang berjarak
sekitar 500 meter dari pantai tersebut. Saluran air adri pantai buatan
tersebut menurut perkiraan terhubung dengan lubang galian harta karun
pada kedalaman 110 meter. Untuk lebih jelasnya perhatikan Smith’s Cove Flood Tunnel.
Solusi berikutnya tim penggali dari Truro Company
ingin menghalang aliran air dari pantai yang ada pada saluran air
tersebut. Mereka membangun bendungan yang nantinya akan mengalihkan
aliran air dari Smith’s Cove Flood Tunnel, sehingga nantinya
tidak akan ada air yang akan menggenangi lubang galian ketika air
dipompa keluar. Sayangnya sebuah badai menghancurkan bendungan yang
dibangun sebelum bendungan itu selesai dibuat. Truro Company akhirnya menyerah pada tahun Hal menarik yang perlu dicatat dari pembangunan bendungan oleh tim galian dari Truro Company adalah, tim menemukan sisa-sisa bendungan yang lebih tua ketika mereka membangun bendungan mereka.
Pencarian harta karun pulau Oak selanjutnya kembali dilakukan pada tahun 1861 oleh Oak Island Association.
Hal pertama yang dilakukan tim penggali dari OIA adalah membersihkan
lubang harta karun hingga kedalaman 88 meter. Mereka kemudian menggali
lubang baru ke arah timur. Lubang yang digali ke arah timur ini
bermaksud untuk mencoba menemukan saluran lubang harta karun yang
terhubung ke laut. Setelah mencapai kedalaman 120 meter, tim penggali
akhirnya membatalkan rencana mereka karena tidak menemukan satu saluran
pun yang terhubung ke lubang harta karun. Lubang baru tersebut akhirnya
menjadi terlantar. Lubang kedua yang digali untuk mencari harta karun
tersebut selanjutnya digali untuk mencari saluran harta karun ini ke
arah barat. Ketika lubang kedua ini mencapai kedalaman 118 meter,
tiba-tiba air mulai membanjiri lubang galian tersebut, sama seperti yang
terjadi pada lubang galian utama harta karun pulau Oak. Saat air mulai
membanjiri lubang tersebut itulah tiba-tiba lubang galian itu ambruk
kebawah lebih dalam dari 15 meter, tidak ada yang tahu pasti seberapa
dalam harta karun yang di dalamnya ambruk ke bawah. Pada penggalian dari
OIA inilah pertama kali memakan korban jiwa. Namun korban yan jatuh
bukan karena tertimbun di lubang galian, melainkan karena pompa uap yang
digunakan tiba-tiba meledak dan mencederai tim yang ada di sekitar
hingga memakan korban. Penggalian ini juga akhirnya tidak berhasil
memecahkan teka-teki saluran lubang harta karun pulau Oak. Proyek oleh
OIA ini akhirnya dihentikan pada tahun 1864 karena kehabisan dana.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQbzw6aZ0EGAIKPlpMg9M_078vMxrTWzwcTzjJvWGTsBMKG5vV0b34lH601iy0Th1PvCcnqHvJEWTMuspwnNUC_AUgP7-42cKNgJJZWYuKkcYuzxi5q-vNxpO_6HikDK_uVluv8Noe8Ek/s320/buc1.jpg)
Pencarian
selanjutnya terus berlanjut pada tahun 1866, 1893, 1909, 1931 dan 1936.
Pencarian yang mulai menggunakan metode-metode modern ini selanjutnya
belum juga berhasil memecahkan misteri dari saluran lubang harta karun
pulau Oak. Metode-metode modern yang digunakan antara lain adalah dengan
meledakkan saluran pembanjir, membuat bendungan yang akan menjaga agar
air tidak akan memenuhi lubang galian, dan menggali menggunakan derek
penggalian (tidak secara manual lagi). Satu-satunya dari cara-cara
modern yang membuahkan hasil yaitu keberhasilan menutup aliran air dari
Smith’s Cove Tunnel, namun keberhasilan ini hanya membuat aliran air
buatan manusia lainnya lebih banyak mengalir dari arah selatan.
Pada tahun 1936, Gillbert Hadden yang bekerja sama dengan Fred Blair
memulai investigasi baru terhadap pulau Oak. Kali ini fokus mereka
tidak hanya pada lubang galian utama, tetapi kepada seisi pulau. Mereka
mulai mencari hal-hal yang mungkin akan terkait dengan harta karun
tersebut. Investigasi ini akhirnya menemukan 2 hal penting. Yang pertama
adalah penemuan batuan berukir pada kedalaman 90 meter dari di lubang
galian harta karun, sedangkan penemuan kedua adalah sepotong kayu yang
diduga merupakan bagian dari suatu konstruksi besar karena mempunyai
bentuk yang dapat dihubungkan dengan bagian lainnya dengan menggunakan
sebuah pin (mungkin semacam baut).
Hingga saat ini pengeboran masih berlanjut. Pengeboran saat ini dikomando oleh Blankenship dan Briton. Penemuan besar yang terjadi dari Briton dan Blankenship, yaitu apa yang dikenal dengan nama Borehole 10-X. Tabung baja sepanjang 237 meter, dan tenggelam pada kedalaman 180 meter meter di tepi timur laut.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhT7zTLaPaRLpGvENpZILbbOKGqIW_6TpR2JVrbjdeesEgt71QtBMRelBXXDbjKr2hiBq7D3Y4Cl9USTnYJ5V7zWQzi6lNz-GqU_-Q808P9-acMHRBrSQPfnQ5JrRHQMmVrDsKiEh1vtg/s320/IMG_5392.jpg)
Téori Dibawah ini adalah beberapa teori yang beredar di masyarakat mengenai siapa sebenarnya pemilik dari harta karun tersebut.
Captain William Kidd
– Sebagai seorang pelaut terkenal, rumor tentang harta karunnya tidak
lepas dari pembicaraan masyarakat pulau Oak. Beberapa legenda mengenai
harta karunnya juga merujuk kepada pulau Oak.
The French –
teori ini mengatakan jika pemilik dari harta karun tersebut adalah
Prancis yang mengubur uang mereka sebagai antisipasi dari kekalahan
perang yang banyak terjadi ketika melawan Inggris pada masa kolonisasi
Amerika.
The Vikings – Beberapa catatan masyarakat juga
mengatakan jika bangsa Viking telah beberapa kali mengunjungi Amerika.
Meskipun tidak ada yang berani menegaskan jika harta karun tersebut
adalah milik bangsa Viking, namun rumor tentang mereka juga tidak lepas
dari bahan pembicaraan masyarakat.
Bands of pirates – Pulau
Oak juga terkenal telah banyak menjadi tempat persinggahan bajak laut.
Fakta ini memunculkan teori kepercayaan baru jika harta karun telah
dikubur di suatu tempat di pulau Oak.
Inca or Maya treasure –
selama masa penjajahan Amerika oleh Eropa pada abad ke-18 dan 19, banyak
dari kekayaan peradaban Inca dan Maya yang lenyap. Teori kemudian
menyebutkan jika mungkin saja beberapa yang masih simpati dengan Amerika
telah mengubur harta kekayaan dari peradaban Inca dan Maya di suatu
tempat seperti pulau Oak.
Teka-teki Tulisan Pada Batu Ukir
Sebagaimana
telah saya sebutkan di atas jika pada kedalamana 90 meter, telah
ditemukan sebuah batu yang mengandung tulisan aneh. Batu yang ditemukan
pada kedalaman 90 meter tersebut mempunyai tulisan sebagai berikut:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY-YVDS6Y9osz49p5zF8UWA79Rloq5cWdVhVU1Ux6k9iDeiVwwfkpNtVyGOwFF7mvGJ1rfrY7uTvoFAO2Fb1cPQI8x09EQSjxuYQeiIrMo4IUavnRuZ9pqBBlATMGVI4NwFQ0Tf668PQg/s400/stone_inscription.gif)
Tulisan Pada Batu yang Ditemukan Pada Kedalaman 90 meter
Batu
tersebut telah menghilang sampai sekarang. Meskipun memiliki makna
tersendiri bagi para pemburu harta karun di pulau Oak, namun beberapa
kalangan meragukan keaslian batu tersebut. Mereka yang berpandangan ragu
akan batu tersebut mengatakan jika batu tersebut mungkin saja telah
dibuat dan ditinggalkan oleh para penggali terdahulu agar membuat para
penggali selanjutnya hanya lebih bingung.
Meskipun demikian, seorang
profesor bahasa dari Universitas Halifax pada tahun 1866, pernah mencoba
menerjemahkan skrip tersebut.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE2fSbO8KCTqmGpHxSxIbpYjoDs9n108kxfK5W1o-kdhg5FU-EPYA03kEtjDK0OfoW8aj49dGpo5YsE8TcMxyMYSzF3wuo_BidMk0SDFr8_7jrsNZnJQslWjzVrzow0mYeH7HNqCgDzDM/s800/inscription_key.gif)
Kunci untuk menerjemahkan skrip tersebut
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGNMDELFj45Go8LePosVeU_Qz0FORk5k_jcZpu9FX8JhSq5YbkGmusHcBT2r-QerZEZJJQhy4k79mhCvetevr32avZSl4181XyRbeEfPyFoaR6ebP0vluhpmoPSFRo2kmub4Hdv9JWxHo/s800/translation.gif)
Dengan demikian, hasil alih bahasanya menjadi seperti ini
Misterius bukan?