1) Persyaratan Benih
o Tanaman melon yg sehat &
berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yg sehat, kuat &
terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam &
Atonik selama 2 (dua) jam. Benih yg baik berada di dasar air, &
benih yg kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab
itu pembibitan merupakan kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.
2) Penyiapan Benih
a) Pengadaan benih secara generatif
o Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada
fase ini tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar
& membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila tanaman dalam
kondisi sehat maka jaring-jaring pada buah diharapkan muncul secara
merata. Untuk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dengan
pupuk daun Complesal super tonic (merah) dengan konsentrasi 2 gram/liter
seminggu sekali. Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium & boron
maka tanaman disemprot dengan pupuk daun Ferti-cal dengan konsentrasi 2
ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.
b) Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
o Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam
& sumber eksplan yg digunakan haruslah tepat agar memberikan hasil
yg maksimal. Media dasar yg dipakai tersusun dari garam-garam
berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan
thiamin 0,04 mg/liter, myo-inositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter
berbagai kombinasi hormon tanaman yg ditambahkan sesuai dengan
perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan agar bacto 8
gram/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N.
sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu
120 derajat C selama 30 menit.Tanaman yg didapat dari kultur jaringan
membentuk bunga jantan & bunga betina separti halnya tanaman yg
didapat dari biji.
c) Sumber benih
o Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih
dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).
d) Cara penyimpanan benih
o Benih harus disimpan ditempat yg kering & tempat
untuk menyimpan benih dapat dibuatkan rumah pembibitan yg sederhana
karena mengingat umur benih hanya selama 10–14 hari, karena untuk
melindungi benih tanaman yg masih muda dari terik sinar matahari, air
hujan, & serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan,
tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit
tidak menembus ke dalam tanah.
e) Kebutuhan benih
o Benih yg dibutuhkan sesuai dengan luas tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.
f) Perlakuan benih
o Benih melon memerlukan perlakuan yg lebih sederhana dibandingkan
dengan benih semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis
sehingga tidak memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan untuk benih melon
adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Cara & Waktu Penyemaian
o Benih melon yg akan
disemaikan, direndam terlebih dahulu di dalam air selama 2–4 jam.
Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, yg telah diisi tanah
& pupuk kandang yg dicampur dengan perbandingan 5:1. Benih
disemaikan dalam posisi tegak & ujung calon akarnya menghadap ke
bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam & tanah dengan
perbandingan 2:1 yg telah
disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, tidak mudah rebah.
Untuk merangsang perkecambahan benih dengan menciptakan suasana hangat
maka tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah. Apabila
kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 atau ke-4)
maka karung goni dapat dibuka.
b) Pembuatan Media Semai
o Melon termasuk tanaman
yg tidak terlalu menuntut media semai yg khusus untuk pembibitannya.
Medianya dapat dibuat dengan berbagai variasi, contohnya dengan
mencampurkan tanah, pasir & pupuk kandang atau kompos, asal
perbandingannya sesuai misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkan hasil
bibit melon yg kekar & sehat maka komposisi media semai yg tepat
terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK
ditambah dengan insektisida karbofuran.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
o Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon bibit,
& harus mendapatkan pemeliharaan yg baik agar menjadi bibit melon yg
sehat & kekar.
a) Cara & Waktu Penyiraman
o Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah
belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman
digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan
terlalu kuat karena akan mengikis tanah media & melemparkan benih
atau kecambah keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar,
penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat atau gembor. Saat cuaca
panas, tanah pada polybag kering & penyiraman perlu diulangi pada
sore hari, jangan menyiram bibit tanamanpada
siang hari karena akan menyebabkan air & zat-zat makanan tidak
dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering & layu.
b) Penjarangan
o Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan
bibit-bibit yg sehat & kekar untuk ditanam. Penjarangan ini mulai
dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yg mempunyai
pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit yg
pertumbuhannya merana disingkirkan & tidak ditanam.
c) Pemupukan
o Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu
dengan penyemprotan pupuk daun yg mengandung unsur nitrogen tinggi.
Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7–9 HSS
dengan konsentrasi 1,0–1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia
maupun pupuk organik tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena
pupuk akar yg diberikan pada media semai telah mencukupi
d) Pemberian Pestisida Pada Masa Pembibitan
o Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apabila
dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon
ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini dilakukan terutama pada
saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida yg
digunakan adalah Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter & fungisida
Previcur N 1,0 ml/liter.
5) Pemindahan Bibit
o Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai
atau tanaman melon telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tidak
berbeda dengan cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong plastik
polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam
pada bedengan yg sudah dilubangi sebelumnya, bedenganpun jangan sampai
kekurangan air.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
a) Pengukuran pH Tanah
o Pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat pH meter. Tanah yg akan
di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10
titik yg berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.
b) Analisis Tanah
o Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon dapat ditanam pada
berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, &
grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat
dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun
pemupukan.
c) Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
o Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen suatu varietas melon
yg ditanam & waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya waktu
tanam melon pada bulan Maret adalah varietas ten me, April varietas
aroma, Mei varietas new century (hamiqua) & seterusnya sehingga
petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon
yg dikehendaki pelanggan.
d) Penetapan Luas Areal Penanaman
o Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan modal,
luas lahan yg tersedia, musim & permintaan pasar. Tanaman melon yg
diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit
karena terguyur hujan terus-menerus. Maka penanaman melon di musim
hujan lebih diarahkan dengan sistem hidroponik
e) Pengaturan Volume Produksi
o Pengaturan volume produksi berkaitan erat dengan perkiraan harga
pada saat panen & permintaan pasar. Cara penanaman melon dilakukan
secara bertahap. Misalnya penanaman
pertama 20% di lokasi A, kedua 40% di lokasi B, & ketiga 40% di
lokasi C. Interval penanaman berkisar 2 minggu. Pengaturan ini lazim
dilakukan pada agribisnis melon dengan sistem hidroponik. Untuk menjaga
kontinuitas produksi, biasanya interval tanamnya berselang 1-2 minggu.
2) Pembukaan Lahan
a) Pembajakan
o Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yg dibajak harus digenangi air
lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan
pembajakan ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan
sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm.
b) Penggarukan & Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap Tanam
o Untuk pencangkulan & penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup
kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yg semula
berbongkah-bongkah & cukup liat, tanah yg beremah-remah & cukup
sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut akan menguntungkan
tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan mudah
bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:
1. Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.
2. Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan, dengan kedalaman ± 30–50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
3. Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah
dikategorikan ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah
sudah cukup beremah & kita dapat mengerjakan pekerjaan yg lain.
3) Pembentukan Bedengan
a) Cara Pembuatan
o Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering
setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi
lengket & berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena
mengalami proses pengeringan matahari & penganginan. Selama proses
tersebut beberapa senyawa kimia yg beracun & merugikan tanaman &
akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat
petakan dengan tali rafia untuk membentuk bedengan dengan ukuran panjang
bedengan maksimum 12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan
100–110 cm; & lebar parit 55–65 cm.
b) Bentuk Bedengan
o Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi
struktur tanah yg remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat,
baik itu bedengan kasar/setengah jadi bedengan tersebut dikeringanginkan
lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari
unsur-unsur beracun ada hingga menghilang tuntas.
c. Ukuran & Jarak Bedengan
o Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan
memudahkan perawatan tanaman & mempercepat pembuangan air, terutama
di musim hujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim &
kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran
tanaman tidak terendam air jika hujan deras. & pada musim kemarau
tinggi bedengan cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat
bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar 55–65 cm adalah untuk
memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun
penalian.
4) Pengapuran
o Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yg diperlukan
untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag
(CaCO3MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata,
penentuan kebutuhan dapat dilakukan dengan menggunakan data berikut ini
:
1. < 4,0 (paling asam): jumlah kapur >10,24 ton/ha
2. 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
3. 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
4. 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
5. 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
6. 6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0 div="" ha="" nbsp="" ton="">
0>
o Pemangkasan yg dilakukan pada
tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yg
dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai
ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan
dilakukan kalau udara cerah & kering, supaya bekas luka tidak
diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yg
paling awal dipangkas adalah cabang yg dekat dengan tanah & sisakan
dua helai daun, kemudian cabang-cabang yg tumbuh lalu dipangkas dengan
menyisakan 2 helai daun
5) Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
o Mulsa PHP yg terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak
di bagian atas & warna hitam dibagian bawah dengan berbagai
keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari
sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman
tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, & mengusir
serangga-serangga penggangu tanaman seperti Thirps & Aphids.
Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di
perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan
optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus ke
dalam tanah sehingga benih-benih gulma tidak akan tumbuh (kecuali teki
& anak pisang). Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat
panas matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan
dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu
bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan
salah satu ujungnya pada bedengan menggunakan pasak penjepit mulsa
kemudian ujung yg satunya. Setelah kedua ujung mulsa PHP
terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada
kedua sisi bedengan setiap meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi
mulsa & bedengan dengan pasak penjepit tadi sehingga seluruh sisi
mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan,
bedengan-bedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum
dibuat lubang tanam. Tujuan agar pupuk kimia yg diberikan dapat berubah
menjadi bentuk tersedia sehingga dapat diserap tanaman.
Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
o Tanaman melon merupakan tanaman semusim yg biasa ditanam dengan pola monokultur.
2) Pembuatan Lubang Tanam
o Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau
memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yg berupa potongan
besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yg
ditimbulkan dari arang yg dibakar mampu
melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua
baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros
berhadap-hadapan membentuk segi tiga.
3) Cara Penanaman
o Bibit yg telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam besar
beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat
menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yg telah berisi bibit melon,
diletakkan pada lubang yg telah ditugal & diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar & tanaman akan layu jika hari panas.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan & Penyulaman
o Penjarangan & penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua)
minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman
dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal
ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat
lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman &
penjarangan biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan
dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yg perlu disulam. Saat
setelah selesai penjarangan & penyulaman tanaman baru harus disiram
air.
2) Penyiangan
o Pada budidaya melon sistem
mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam & parit di
antara dua bedengan. Gulma yg tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan
pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai
inang hama & nematoda yg merugikan.
3) Pembubunan
o Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal
& mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah
& dipupuk, tanah akan menjadi subur & akan terbebas dari hama
& penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yg sebelumnya sudah
diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan
tanah yg cukup lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk
ditanami.
4) Perempalan
o Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yg bukan merupakan cabang utama.
5) Pemupukan
o Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam,
tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) &
pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan).
Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran
kiri & kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati
supaya tidak merusak perakaran tanaman, & agar pupuk tersebut bisa
aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat
data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
1. Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20 ton/ha.
2. Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
3. TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.
4. KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha.
Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam);
pupuk susulan I : umur ± 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari;
pupuk susulan III: umur + 60 hari.
6) Pengairan & Penyiraman
a) Pengairan
o Tanaman melon menghendaki
udara yg kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab.
Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan
pada sore atau malam hari.
b) Penyiraman
o Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman
akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi
daun & air dari tanah jangan terkena daun & buahnya. Tujuannya
adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yg berasal dari percikan
tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar.
Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu
ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
1. Tindakan preventif, benih direndam dalam larutan bakterisida
Agrimycin (oxytetracycline & streptomycin sulfate) atau Agrept
(streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter &
penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST.
2. Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride)
dengan konsentrasi 2–3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang
ekonomi.
3. Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi
1–2 ml/liter. Pangkal batang yg terserang dioles dengan larutan
fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.
8) Pemeliharaan Lain
a) Pemasangan Ajir
o Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan
dapat di pasang setelah selesai membuat pembubunan & selesai
mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam,
& bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya
adalah 50 cm. Ajir harus terbuat dari bahan yg kuat sehingga mampu
menahan beban buah dengan bobot
kira-kira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25
cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh
lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yg diletakkan di bagian pucuk
segitiga antara bambu atau kayu yg menyilang, mengikuti barisan
ajir-ajir di belakangnya.
b) Pemangkasan